Selamat Datang Di Blog Nandi Ilham Maulana .. :)

Jumat, 01 Juni 2012

Cerpen Memori Sebuah Catatan

     Aku duduk dikursi roda disamping ranjang dimana suamiku berbaring lemah tak sadarkan diri, usiaku tidaklah muda lagi, usiaku telah menginjak 70 tahun. Aku bukanlah Aii yang dulu,yang kuat,yang semangat. Aku Aii yang lemah yang duduk dikursi roda sejak 10 tahun yang lalu. Suamiku dafa kini terbaring sakit diranjang dan tak ingin menghabiskan sisa usianya dirumah sakit, usianya tidak jauh terpaut denganku, hanya terpaut 1 tahun. Ia umur suamiku 71 tahun, 1 tahun lebih tua dariku. Kami hanya tinggal bertiga dirumah yang cukup megah, aku,suamiku,dan pembantuku yang setia merawatku dan suamiku. Siapa lagi yang merawat kami selain pembantuku itu, Siti. Dialah yang selalu setia menemaniku sejak usianya 20 tahun, dia meneruskan pekerjaan ibunya yang telah lama ikut dengan keluarga kami, namun kini telah meninggal. Ia,kami tidak dikaruniai Anak oleh Tuhan, karena rahimku telah diangkat ketika aku berumur 18 tahun. Aku memiliki 1 anak adopsi nama Tio, namun kini dia sudah berkeluarga tidak tinggal bersama kami, mungkin dia telah bahagia dengan keluarga barunya kini. Aku menatap nanar wajah suamiku, wajahnya saya,wajah yang selalu memberiku keteduhan,walau dia sedang terlelap. Aku sungguh mencintai suamiku, dan sebaliknya diapun begitu, dia mau menerima segala kekuranganku yang tak bisa memiliki anak ini. Sungguh dialah suami terhebat yang pernah aku miliki. Aku meneteskan air mata melihatnya, perlahan aku membuka diarynya yang baru di temui siti di lemari yang kuncinya selalu Dafa pegang, buku itu masih utuh dan isinya hanya tentang aku, mulai aku mengenalnya sampai sekarang. Aku mulai membaca halaman pertama dari dairynya. 5 januari 1950 Aku melihat seorang wanita, sungguh cantik,, Namun, ada yang lain dari wanita itu, senyumnya jarang merekah. Ada apa dengan dia? Dan siapa namanya....? aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi....... tunggulah, ini masalah waktu, aku pasti mengenalnya... :D Aku membuka halaman selanjutnya 10 januari 1950 Aku tau namanya,,,yah bahagianya aku,,, Aku sudah tau namanya,,, ayundiia aiina pramita. Nama yang sungguh indah,, seindah wajahnya Namun aku belum dapat mengenalnya.....biarlah,,,,, aku akan memberi kejutan padanya..... Aku berjanji Aii Dafa dan Aii Aku tersenyum membacanya, akupun membuka lagii halaman berikutnya 30 maret 1950 Harii ini Aii ulang Tahun,,, Aku bahagia banget bisa kasii kado boneka beruang putiih untuknya.. dan dia sangat senang...ya walau aku hanya bisa menitipkannya melalui sahabatku, biarlah hanya aku yang tau..... Ah namun, terbesit satu kesedihan,,, aku menemukannya.. ya aku menemukannya kenapa dia tak pernah tersenyum sedikitpun,,,,, Aku tau,,,,, Namun walaupun dia tak bisa memiliki anak, aku tetap mencintainya Biarlah, aku mencintai segala kekurangannya... aku akan tetap memberi kejutan untuknya. Aii bersabarlah,,,,, Aku menangis membaca catatan itu, sungguh mengiris,, dia ternyata tau banyak tentang aku sebelum dia melamarku,,,, aku menatap wajah Dafa, ku usap dahinya yang terlihat telah mengkerut dimakan oleh usia. Aku kembali membuka lembaran berikutnya. 5 mei 1950 Aku datang, ya aku datang ke rumahnya untuk melamarnya, walau aku tau resiko yang akan aku ambil, ya resiko untuk ditolaknya. Karena inilah kejutanku untuk aii, wanita yang selama ini membuatku jatuh cinta membuat aku lebih semangat. Dia memang tak mengenalku, tapi cukup aku yang mengenal.a Aku nekat melamarnya, walau ku tau usahaku pasti sia-sia...... Walau ku tau orang tuaku pasti tidak mengijinkanku, namun aku mencoba membujuk mereka, mungkin dengan sedikit ancaman,hehe,, yang penting mereka mau..... ya dengan memberi pengertian pada mereka kalau aku tidak akan menikah sebelum aku sukses.... Aku tak menuntut untuk dia menikah denganku saat ini juga , aku hanya ingin melamarnya, aku hanya takut kehilangannya.

------------------------------------ ))

Aku menyeka keringatku, kenangan lama mulai berkelebat dipikiranku,kenangan ketika aku mulai mengenal Dafa, hanya sebatas mengetahuinya saja, dia sosok yang didambakan gadis-gadis kampus, seorang presiden kampus, pemegang beasiswa,aktivis kampus, ah dengan kata lain, siapa sih yang tak mengenal sosok Dafa? Sosok yang selalu tersenyum, riang,semangat dan setia kawan. Dari awal aku memang sudah mengaguminya, namun siapa sangka dia akan melamarku, atau siapa sangka dia sekarang menikah dengan gadis biasa saja, gadis yang sama sekali tak ada nilainya dikampus, hanya mahasiswi biasa,gadis yang tak dikenal oleh siapapun, gadis yang tak pandai bergaul,tak periang,bahkan yang tak cantik sepertiku ini.. namun dafa berbeda, dia mampu membuatku tersenyum, senyum yang tak pernah aku keluarkan semenjak aku tau aku tak bisa memiliki anak. Ah konyol memang. Sikapnya yang dewasa, namun terkadang cemburuan membuat aku semakin sayang padanya. bayangan masa lalu satu persatu mulai terngiang di benakku.

------------------------------------------------))

Siiapa itu, ramai sekali diluar,,, ada apa...”? tanyaku dalam hati Akupun keluar, mencoba melihat siapa yang datang, semacam gerombolan orang yang ingin melamar, membawa oleh-oleh ala kadarnya, namun siapa yang akan dilamar ? bukankah aku anak gadis satu-satunya disini...? atau mereka salah alamat....” tanyaku tak menentu. Namun pertanyaanku seakan terjawab ketika aku melihat sosok dafa yang memberi salam kepada orang tuaku dan menjelaskan maksud kedatangannya. Aku syok dengan pernyataan dafa yang sepertinya mantap sekali. Ayahpun memanggilku,,, percakapanpun dimulai “ Aii,,, aku ingin melamarmu....,maukah aii menerima dafa “?tanyanya gugup “Aii gag kenal dafa,, aii gg tau, semua terserah ayah sama ibu,,,,”jawabku sekenanya “Ibu, bapak,, dafa kesini, hanya untuk mengikat hubungan dengan Aii, namun jika Aii menerima dafa, dafa gg akan maksa Aii untuk menikah sekarang, dafa juga belum ingin menikah, dafa ingin kuliah dulu,ingin sukses dahulu baru dafa akan mengajak aii menikah... cukup sekarang sebatas tunangan saja ”jelasnya “namun mengapa kau melemar aii sekarang “ tanya ayahku “Aku hanya tidak ingin kehilangan Aii pak,, aku ingin menjadikan aii semangatku. Aku mencintaii aii, aku akan menjaga aii jika aii menerimaku....” Aku melihat ayah dan Ibu berdisikusi sebentar, kemudia ayah melanjutkan pembicaraanya “Nak dafa perlu kau ketahui,, aii ini tak bisa memiliki anak, apa kamu masih ingin melamar Aii...”? tanya Ayah serius, aku hanya menunduk menahan tangis “apapun yang terjadi, dafa menerima aii, menerima segala kekurangan Aii. Karena memang cinta dafa untuk Aii Tulus,,,,,,” jelasnya mantap “Bagaimana Aii,,,,?tanya ayah Aku hanya mengangguk, haru ternyata dafa memcintaiku..... “baiklah, saya harap kau dapat menjaga Aii dan tak pernah membuatnya menangis....” Dafa hanya mengangguk dan setelah beberapa lama dia pamit untuk pulang. Hari ini rasanya hari paling bahagia. Tuhan memang menyanyangiku,,, masih ada seorang pria yang mau menikahiku. Tuhan jangan jauhkan aku dari dafa.....” batinku.

----------------------------------------------------))

Aku kembali menangis, ketika bayangan masa lalu berkelebat.. kenangan manis yang tentu saja sulit dilupakan... aku kembali membuka lembaran demi lembaran . 6 meii 1950 Aku tau, sekarang aku manusia yang paling berbahagia seluruh dunia... Aii menerimaku, ah serasa terbang dilangit ke-7...... Aku mencintai Aii, dan aku berjanji akan menjaga Aii, akan mencintai Aii sampai kapanpun, dan aku janji gag bakalan nyakitin Aii... I’m promise Tak terasa air mataku mengalir, kuseka sebisaku, apalah arti tanganku ini yang tak bisa lagi kugerakan.... Aku tak ingin menangis, aku takut jika dafa terbangun nanti,dia melihatku menangis, aku tak ingin membuatnya sedih. Dafa, cintaku padamu tak pernah lekang oleh waktu. . . 20 agustus 1950 Aku membuat Aiiku menangis, aku terlalu cemburu terhapnya,,, ini semata-mata aku lakukan karena aku mencintainya. Mana janjiku dulu,,,, Aku telah ingkar janji padanya..... Ah Aii maafkan aku yang hina ini,,, aku janji gag akan buat Aii nangis lagii, hukum Dafa jika dapat membuat Aii senang. Tapi jangan tinggalkan Dafa Aii....... Dafa sungguh mencintaii Aii...... Dafa belum bisa jaga Aii......

--------------------------------------------))

“Aii kau mau kemana....? “pergi,, terserah aku mau kemana,,, jangan ikuti aku lagii,,,,,kau membuatku sakiit Dafa.....”jawabaku sambil menangis. Aku berlalu darinya, semakin cepat aku berjalan, namun dia tak mengikutiku sama sekali. Ah bodohnya aku, masih berharap dengannya.....aku berlari entah kemana,, hujan mulai rintik-rintik.....seketika menjadi besar, aku duduk dibangku taman, membiarkan hujan membasahi tubuhku. Dafa terlalu cemburu, aku tak bisa berbicara dengan lelaki lain, padahal dia tau kalau lelaki yang berbica denganku adalah teman sekelasku. Dafa tak suka melihatku terlalu lama dengan lelaki lain, Dafa memang keterlaluan, dia memukul temanku hanya karena terlihat berbicara denganku. Dafa memang konyol. Aku sayang dia, namun aku tak pernah menyukai sifatnya itu. Aku menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba ada tangan kokoh menjulurkan tanganya, supaya aku berdiri. Aku menepisnya, aku tau itu Dafa “Mau apa kau kesini Dafa, hanya membuatku menangis”? sindiriku “Aku minta maaf Aii....aku terlalu cemburu....” “Dafa boleh cemburu sama Aii, tapii jangan begitu caranya” “ia Dafa tau Dafa salah...” “pergi dari Aii Dafa, jangan dekati aii lagii,,,,”ucapku dengan nada berat “tapi Aii, qt sudah tunangan, Dafa sudah janji sama ayah buat jaga Aii,, Dafa gag mau ninggalin Aii” “Tunangan,,,,, kita tunangan Dafa.....,,” ? “ia,, apa kau lupa Aii...”tanyanya heran Akupun mengangkat tangan Dafa, “ini yang kau bilang tunangan Dafa,,,,? Mana cincinmu......”? kau tak pernah mengganggapku adda Dafa,,,bahkan teman-teman kampus tak adda yang tau kita sudah tunangan dafa... Bahkan kau tak ingin mereka tau kau sudah memiliki kekasih.... appa artiku bagimu dafa”? tanyaku sesegukan. Dafa hanya terdiam,,, “jawab Dafaaaa,,,,,,,,,” “cincin itu, tadi tertinggal di kamar Aii,maafin Dafa Aii, Aii sungguh berarti buat dafa, kalau masalah itu,,, Daffa gg tau aii,,, please Aii,,, jangan paksa Dafa buat jawab.......” ujarnya perlahan, ada tetes air mata membasahi pipinya, namun segegera mungkin ia sembunyikan,, tak ingin aku tau dia menangis “Lupakan janji itu Dafa, mulai hidup baru dengan wanita lain, biarin Aii begini Dafa, biarin Aii hidup sendiri, toh mana ada yang mau dengan wanita yang tak bisa memiliki anak ini”jawabku sekenanya “Aii, Dafa gg akan ninggalin Aii, Dafa sungguh mencintai Aii,,,, “Qita belum menikah Aii,,,, Dafaa gag akan cari wanita lain, apa Aii gg cinta sama Dafa “tanyanya sembari menyentuh pipiku... akupun menepisnya “aku mencintaii kau Dafa, melebihi cinta kau padaku, apa lagi yang aku harapkan selain cinta dari kau Dafa,,,,,” jawabku mulai menangis “maafkan Dafa Aii,,, aku mohon, Dafa janji gag akan ngulangi lagi kesalah ini........”Dafa meyakiniku,,,, Aku hanya terdiam, Dafa mulai memelukku, menangis memohon maaf padaku, aku tak kuasan mendengar tangis,,,,aku melepaskan pelukannya “Aii maafin Dafa, dan Aii percaya Dafa,,, tapii harus janji ya....”? tanyaku sembarai mengangkat kelingkingku “ janji...” jawab Dafa sumringah sambil membalas kelingkingku.....

----------------------------------------------------))

Bahagianya mengingat masa lalu, seakan Dafaku tersayang sedang menari didepanku. Seakan semuanya kembali seperti dulu lagi,,, seakan didepanku terjadi panggung sandiwara. Ah, sungguh membuatku bahagia. Tangan rapuhku mulai membuka lagi lembaran demi lembaran kertas lusuh itu. 15 september 1953 Aku lulus,,, aku menjadi sadarna dengan IPK 3,5 Sesuatu yang sungguh luar biasa.... aku bahagia Aii ada disiisiku, menemaniku.... Kesempuranaan bertambah,, dihari ini, aku diterima bekerja disebuah perusahaan ternama, dan memiliki gaji yang lumayan besar.... Aku segera bisa mengajak aii menikah.... Aku tak sabar............. Aii tunggu aku,,,,, aku kan membawamu kepelabuhan terakhirku...... 30 maret 1980 Hari ini, aku resmi menjadi suami dari Ayundiia Aiina pramita,,,,sungguh kebahagia yang sulit aku lukiskan dengan kata-kata....... Ah aku sedih,,,, aku tak akan bisa punya anak, namun tak apa. Ini konsekuensi dari pilihanku.... tenanglah aii sayang, tak masalah jika kau tak mempunyai anak, bukankah kita bisa mengadopsi anak,,,hehehe, ide cemerlang. Aku memang pintar Aii... :D Aku kembali tersenyum membaca catatannya, dia memang dafaku yang selalu semangat. Dafa aku merindukan detik-detik bersamamu, kapan kau terbangun dafa...?” bisiku pelan ditelinganya.... Dafa memang sejak seminggu terakhir ini tak pernah sadarkan diri,aku slalu menungguinya. Namun, ia tak kunjung sadar. Namun, dia masih bernafas, detakk jantungnyya masih ada, ah dafa, aku kan selalu menunggumu.... aku tak ingin jauh darimu, kau suami terhebat yang aku miliki,,, kau slalu mencintaiku, tak pernah sedikitpun kau berpaling dengan wanita lain, kau selalu membuatku bahagia dafa,, kau telah menepati janjimu dafa.

-----------------------------------------------------))

Di kamar............... “Aii,,,,,Dafa bahagiia banget punya Aii, miliki Aii seutuhnya sekarang....”ucap Dafa sambil mencium keningku “Aii juga bahagiia banget Dafa,,, gg ada yang bisa lukisiin perasaannya Aii sekrang.... Tapi Dafa.....”ucapku tertahan “ Tapi apa Aii...”?tanyanya penasaran “AII gag akan bisa kasi Dafa anak,,, Aii sedih....” “sudahlah Aii, ini konsekuensi yang Dafa terima,, Dafa ikhlas kok klo kita gag punya anak,,,, Lagian, kita bisa adopsi anak kan Aii,, sudah jangan sedih,,, Aii cukup kasii cinta Aii setulus hati Aii, itu udah lebih dari cukup Aii,,,,” Hiburnya Ah aku sungguh beruntung mendapatkan suami seperti Dafa,,,, dan aku berjanji akan setia menjaganya, taat padanya sampai aku mati nanti,,,,, Dafa tenanglah, cintaku hanya untukmu......

---------------------------------------------))

7 agustus 1981 Hari ini,,,, aku dan Aii kepanti asuhan Bunda Kasih,,,,, mencari anak untuk di adopsi.... Aku sungguh bahagia walaupun anak itu bukan anak kandung kami.... Kami menemukan,ya kami menemukan anak yang terlihat sendiri dipojok kamarnya. Namanya Tio, usianya baru 3 tahun, tatapan pertama aku dan Aii langsung jatuh hati padanya. dan kami memutuskan untuk mengadopsinya. Wajah bahagia Aii terlihat jelas ketika menggendong Tio.. aku jadi ikut bahagia..... Semoga kebahagian kami akan tetap seperti ini Tuhan.... Amiien Senyum kecil mulai merekah kembali dibibirku, senyum kaku,,, karena sejujurnya sejak Dafa tertidur, aku jarang sekali tersenyum.. ah Dafa cepatlah kau bangun, aku sungguh merindukanmu. Tangan rapuhku ini kembali membuka catatan lusuh itu, perlahan. 2 januari 1986 Aku jenuh dengan kehidupanku sekarang,,, 6 tahun sudah kami menikah... Sungguh aku mendampakan seorang anak dari hasil hubunganku dengan Aii,, namun apa dikata, Aii tak memiliki rahim,,, apa aku harus berpaling ? agar aku bisa memiliki keturunan yang dapat mewariskan segala apa yang aku punya kini... ah aku rasa aku terlalu jahat pada Aii jika aku melakukan itu. Aku sudah berjanji pada Aii,,,,, namun aku benar-benar ingin memiliki keturunan. Aii memang pandai membuatku bahagia, mengatur semua keperluanku, namun aku tetap kesepian walau ada Tio, namun mengapa rasanya berbeda....? sunggu bodoh aku ini, mengapa begitu cepat rasa ini berlalu. aku jenuh,, sungguh jenuh, aku ingin bercanda tawa dengan Tio,namun aku tak bisa, aku tak bisa memperlakukan Tio seperti anakku sendiiri,seperti dulu ketika pertama kali mengadopsinya,,sedangkan Aii Begitu Sayang Pada Tio..... ah Aii maafkan aku....

-------------------------------------------))

“Ayah,,,, ayooo main sama Tio........” ajak Tio polos ketika Dafa baru saja pulang
bekerja,, Aku hanya tersenyum melihat tingkah anak semata wayangku itu “nanti dulu, ayah capek....”tolak Dafa terlihat seperti enggan “kenapa sih ayah tak pernah mau bermain dengan Tio,,,?apa salah Tio? Ayah gag pernah manjakan Tio hanya bunda yang sayang dengan Tio, sepertinya ayah tak pernah sayang dengan Tio......”protes Tio kecilku... Kulihat dafa mulai geram, aku mengerti Dafa tak lagi menyayangi Tio seperti anaknya sendiri,, rupanya Tio menyadarinya,,,, sebelum Dafa benar-benar marah aku menggendong malaikat kecilku ini keluar. Ah Dafa sudah berubah. Mungkinkah dia menginginkan anak dariku..? “Dafa kenapa kau berubah.........”?batinku..... ---------------------------------)) 3 desember 1987 Lagi-lagi dan lagi aku membuat Aii menangis....... Dia meminta cerai padaku,,,,, jahatnya aku yang ingin berpoligami ini,,,, seharusnya aku tak mengajukan keinganan bodohku ini, keinginan yang hanya sesaat ini,,,,, Aku sungguh menyesal, Aii akan pergi dariku..... Sungguh, bodohnya aku tak memikirkan matang-matang sebelum aku megutarakannya pada Aii.... Aku membuat Aii menangis dan membuat Tio menangis,,,,,,,, Keinganan bodoh ini berdampak seperti ini,,, aku tak mau kehilangan Aii.... Rasa jenuhku memang tak beralasan untuk seorng Aii yang selalu membuatku bahagia.... Oh Aii jangan tinggalkan aku, sungguh aku mencintaimu... Masalah poligami itu janganlah kita ungkit lagiii Aii akuu mohon, biarkan aku menebus kesalahanku ini,,, dan marii kita mulai dari awal lagi. Aku janji tak akan membuatmu menangis lagii,,, dan aku janji akan menyanyangi Tio seperti anakku sendiri....

-----------------------------------------------------------------))

“lakukan apa yang kau mau Dafa,,,,,,lakukan.... Namun sebelum kamu lakukan itu ceraikan aku dulu.........” ujarku emosi “ Aii,, dengarkan Dafa dulu....... Aku hanya minta pendapat kau Aii, bukan berarti aku benar-benar ingin berpoligami......” “kau sudah bosan denganku Dafa, apa arti aku ini lagi Dafa,,,? Mana janjimu dulu,, hilang sudah Dafa......”ujarku mulai menangis “aku tak mengingkari janjiku padamu Aii,,,aku sudah berusaha menjadi suami yang baik untukku...” “Kau bohong Dafa,,,,kau bohong..”balasku dengan sedikit keras “aku tidak bohong Aii,dengarkan aku Aii, aku mohon....” “kau pasti jenuh Dafa, aku tau, aku tak bisa memberimu anak, aku tau mungkin kau tak mencintai aku lagi Dafa,,, itu sebabnya kau ingin mencari yang lain,,, namun setidaknya sayangilah Tio seperti anakmu....”jelasku sesegukan “Aku mencintaimu Aii,,,,, aku tau aku memang jenuh Aii, aku akuii itu, aku akui aku memang ingin mempunyai keturunan,anak kandungku Aii,namun itu semua berlalu Aii,aku tak ingin kau meninggalkan aku, apalagi bercerai,,,,aku tak ingin aii, apapun kulakukan,,, aku rela Aii...”jelasnya memegang tanganku, aku menepisnya, “terserah kaulah dafa, kau tak mencintai aku lagi, aku tau dari sikapmu akhir-akhir ini.. dari sikapmu terhadap Tio,,,,, cintamu sudah hilang Dafa...” ujarku sambil menangis Aku lihat dibawah tangga Tio menangis, melihat pertengkaranku dengan Dafa.. “Aku mohon aii,, jangan salah paham,,, aku masih mencintai dan tetap mencintaimu.... Jangan ucapkan kata cerai, aku tak ingin Aii....” jelasnya mulai merangkul bahuku Ku tepis seketika, aku berlalu darinya menuju dimana Tio menangis,,, “Ayo tio,, kita pergi dari sini,,,,”ajakku sambil menggendong Tio “Aii,,, jangan tinggalkan aku sendiri Aii,,, aku mohon.....” 20 desember 1987 Aii pergi,,, Aii belum juga kembali,,, aii pergi bersama Tio,,sungguh aku merindukan mereka berdua..... Aii kamu dimana,,,,?sudah hampir 2 minggu kau pergi, namun tak jua aku menemukanmu... Sudah habis air mataku menangisi kau Aii yang tak kunjung tiba. Aii kau dimana...? Aii aku mohon maafkanlah aku, kau boleh menghukumku Aii,,,,,, Namun jangan pergi dariku..... hidupku tak bersemangat lagi tanpamu Aii.... Tolong kembali Aii..............”aku mohon..........!!! 1 januari 1988 Aii kembali, tepat dihari ulang tahunku.... Membawaku sejuta kejutan,,, aku bahagia....... aku tak akan melepas Aii lagi, aku janji akan menjadikan Tio seperti anakku sendiri.... Aii, sungguh aku mencintaimu, tak ingin berpaling darimu.... Sungguh kaulah tulang rusukku Aii.... Jangan pernah tinggalkanku lagii.... Maafkanlah aku yang pernah mengecewakan kamu Aii........ Mencintaimu sampai mati Aii,,,, Aku menyeka air mataku, tangan rapuhku mulai gemetar, namun aku membuka halaman cacatatan itu, halaman terakhir diarynya. Halaman dimana dia menulisnya seminggu yang lalu.... 5 november 2011 Aku sudah tak tahan lagi melawan semua rasa sakit ini, namun aku kan terus bertahan dan bertahan demi bidadariku,hehe... Aii cintaku sampai saat ini tak pernah tergantikan untukku, tak ada yang lain Aii. Meski usia ini termakan oleh waktu, raga ini termakan oleh usia, namun cintaku tak pernah pupus oleh waktu, tak pernah terhapus oleh hujan Aii.........kau istri terhebat yang pernah aku miliki Aii, kau selalu membuatku tersenyum, bahagia, tak sedikitpun kau membuatku menderita..... Aii meskipun kau tak memberiku anak, namun cukuplah kau memberi aku cintamu.... Aii,,,, Jika aku pergii,,,,siapa yang akan menjagamu lagii....”? Aku tak ingin kamu sendiri Aii,,,, karena itu aku terus bertahan Aii........ Apa dayaku yang sudah tua ini Aii,,,, Hanya cintaku yang masih tersisa,,, aku tak bisa lagi menjagamu Aii,,, Ragaku sudah hilang entah kemana......... Namun biarlah cintaku yang tetap ada dihatimu,,,,, Jaga dirimu baik-baik sayang......!!! Aku menutup catatan itu, tak kuasa menahan tangis lagi. Aku berusaha untuk tidak menangis. Namun apa dayaku. Tangan rapuhku ini mulai memegang tangan Dafa yang masih tertidur., aku membenamkan wajah tuaku disamping tanganya, masih berharap kehangatan darinya,,,, Sunggu sejak dafa tertidur aku merasa sangat kesepian. Dafa yang ceria,yang semangat seperti ditelan bumi. Akupun mulai tertidur berharap aku dapat pergi bersama dafa ke ujung dunia, pergi dari dunia yang fana ini menuju naungan sang pencipta.


----------------------------------------))

--- THE END ---



Tidak ada komentar:

Posting Komentar