Aku duduk dikursi roda disamping ranjang dimana suamiku
berbaring lemah tak sadarkan diri, usiaku tidaklah muda lagi, usiaku
telah menginjak 70 tahun. Aku bukanlah Aii yang dulu,yang kuat,yang
semangat. Aku Aii yang lemah yang duduk dikursi roda sejak 10 tahun
yang lalu. Suamiku dafa kini terbaring sakit diranjang dan tak ingin
menghabiskan sisa usianya dirumah sakit, usianya tidak jauh terpaut
denganku, hanya terpaut 1 tahun. Ia umur suamiku 71 tahun, 1 tahun lebih
tua dariku. Kami hanya tinggal bertiga dirumah yang cukup megah,
aku,suamiku,dan pembantuku yang setia merawatku dan suamiku. Siapa lagi
yang merawat kami selain pembantuku itu, Siti. Dialah yang selalu setia
menemaniku sejak usianya 20 tahun, dia meneruskan pekerjaan ibunya
yang telah lama ikut dengan keluarga kami, namun kini telah meninggal.
Ia,kami tidak dikaruniai Anak oleh Tuhan, karena rahimku telah diangkat
ketika aku berumur 18 tahun. Aku memiliki 1 anak adopsi nama Tio,
namun kini dia sudah berkeluarga tidak tinggal bersama kami, mungkin
dia telah bahagia dengan keluarga barunya kini. Aku menatap nanar
wajah suamiku, wajahnya saya,wajah yang selalu memberiku
keteduhan,walau dia sedang terlelap. Aku sungguh mencintai suamiku, dan
sebaliknya diapun begitu, dia mau menerima segala kekuranganku yang
tak bisa memiliki anak ini. Sungguh dialah suami terhebat yang pernah
aku miliki. Aku meneteskan air mata melihatnya, perlahan aku membuka
diarynya yang baru di temui siti di lemari yang kuncinya selalu Dafa
pegang, buku itu masih utuh dan isinya hanya tentang aku, mulai aku
mengenalnya sampai sekarang. Aku mulai membaca halaman pertama dari
dairynya. 5 januari 1950 Aku melihat seorang wanita, sungguh
cantik,, Namun, ada yang lain dari wanita itu, senyumnya jarang merekah.
Ada apa dengan dia? Dan siapa namanya....? aku ingin mengenalnya lebih
jauh lagi....... tunggulah, ini masalah waktu, aku pasti
mengenalnya... :D Aku membuka halaman selanjutnya 10 januari 1950
Aku tau namanya,,,yah bahagianya aku,,, Aku sudah tau namanya,,,
ayundiia aiina pramita. Nama yang sungguh indah,, seindah wajahnya
Namun aku belum dapat mengenalnya.....biarlah,,,,, aku akan memberi
kejutan padanya..... Aku berjanji Aii Dafa dan Aii Aku tersenyum
membacanya, akupun membuka lagii halaman berikutnya 30 maret 1950
Harii ini Aii ulang Tahun,,, Aku bahagia banget bisa kasii kado boneka
beruang putiih untuknya.. dan dia sangat senang...ya walau aku hanya
bisa menitipkannya melalui sahabatku, biarlah hanya aku yang tau.....
Ah namun, terbesit satu kesedihan,,, aku menemukannya.. ya aku
menemukannya kenapa dia tak pernah tersenyum sedikitpun,,,,, Aku
tau,,,,, Namun walaupun dia tak bisa memiliki anak, aku tetap
mencintainya Biarlah, aku mencintai segala kekurangannya... aku akan
tetap memberi kejutan untuknya. Aii bersabarlah,,,,, Aku menangis
membaca catatan itu, sungguh mengiris,, dia ternyata tau banyak tentang
aku sebelum dia melamarku,,,, aku menatap wajah Dafa, ku usap dahinya
yang terlihat telah mengkerut dimakan oleh usia. Aku kembali membuka
lembaran berikutnya. 5 mei 1950 Aku datang, ya aku datang ke
rumahnya untuk melamarnya, walau aku tau resiko yang akan aku ambil, ya
resiko untuk ditolaknya. Karena inilah kejutanku untuk aii, wanita
yang selama ini membuatku jatuh cinta membuat aku lebih semangat. Dia
memang tak mengenalku, tapi cukup aku yang mengenal.a Aku nekat
melamarnya, walau ku tau usahaku pasti sia-sia...... Walau ku tau orang
tuaku pasti tidak mengijinkanku, namun aku mencoba membujuk mereka,
mungkin dengan sedikit ancaman,hehe,, yang penting mereka mau..... ya
dengan memberi pengertian pada mereka kalau aku tidak akan menikah
sebelum aku sukses.... Aku tak menuntut untuk dia menikah denganku saat
ini juga , aku hanya ingin melamarnya, aku hanya takut kehilangannya.
------------------------------------ ))
Aku
menyeka keringatku, kenangan lama mulai berkelebat
dipikiranku,kenangan ketika aku mulai mengenal Dafa, hanya sebatas
mengetahuinya saja, dia sosok yang didambakan gadis-gadis kampus,
seorang presiden kampus, pemegang beasiswa,aktivis kampus, ah dengan
kata lain, siapa sih yang tak mengenal sosok Dafa? Sosok yang selalu
tersenyum, riang,semangat dan setia kawan. Dari awal aku memang sudah
mengaguminya, namun siapa sangka dia akan melamarku, atau siapa sangka
dia sekarang menikah dengan gadis biasa saja, gadis yang sama sekali tak
ada nilainya dikampus, hanya mahasiswi biasa,gadis yang tak dikenal
oleh siapapun, gadis yang tak pandai bergaul,tak periang,bahkan yang
tak cantik sepertiku ini.. namun dafa berbeda, dia mampu membuatku
tersenyum, senyum yang tak pernah aku keluarkan semenjak aku tau aku tak
bisa memiliki anak. Ah konyol memang. Sikapnya yang dewasa, namun
terkadang cemburuan membuat aku semakin sayang padanya. bayangan masa
lalu satu persatu mulai terngiang di benakku.
------------------------------------------------))
Siiapa
itu, ramai sekali diluar,,, ada apa...”? tanyaku dalam hati Akupun
keluar, mencoba melihat siapa yang datang, semacam gerombolan orang
yang ingin melamar, membawa oleh-oleh ala kadarnya, namun siapa yang
akan dilamar ? bukankah aku anak gadis satu-satunya disini...? atau
mereka salah alamat....” tanyaku tak menentu. Namun pertanyaanku seakan
terjawab ketika aku melihat sosok dafa yang memberi salam kepada orang
tuaku dan menjelaskan maksud kedatangannya. Aku syok dengan pernyataan
dafa yang sepertinya mantap sekali. Ayahpun memanggilku,,,
percakapanpun dimulai “ Aii,,, aku ingin melamarmu....,maukah aii
menerima dafa “?tanyanya gugup “Aii gag kenal dafa,, aii gg tau, semua
terserah ayah sama ibu,,,,”jawabku sekenanya “Ibu, bapak,, dafa kesini,
hanya untuk mengikat hubungan dengan Aii, namun jika Aii menerima
dafa, dafa gg akan maksa Aii untuk menikah sekarang, dafa juga belum
ingin menikah, dafa ingin kuliah dulu,ingin sukses dahulu baru dafa
akan mengajak aii menikah... cukup sekarang sebatas tunangan saja
”jelasnya “namun mengapa kau melemar aii sekarang “ tanya ayahku “Aku
hanya tidak ingin kehilangan Aii pak,, aku ingin menjadikan aii
semangatku. Aku mencintaii aii, aku akan menjaga aii jika aii
menerimaku....” Aku melihat ayah dan Ibu berdisikusi sebentar, kemudia
ayah melanjutkan pembicaraanya “Nak dafa perlu kau ketahui,, aii ini
tak bisa memiliki anak, apa kamu masih ingin melamar Aii...”? tanya
Ayah serius, aku hanya menunduk menahan tangis “apapun yang terjadi,
dafa menerima aii, menerima segala kekurangan Aii. Karena memang cinta
dafa untuk Aii Tulus,,,,,,” jelasnya mantap “Bagaimana Aii,,,,?tanya
ayah Aku hanya mengangguk, haru ternyata dafa memcintaiku..... “baiklah,
saya harap kau dapat menjaga Aii dan tak pernah membuatnya
menangis....” Dafa hanya mengangguk dan setelah beberapa lama dia pamit
untuk pulang. Hari ini rasanya hari paling bahagia. Tuhan memang
menyanyangiku,,, masih ada seorang pria yang mau menikahiku. Tuhan
jangan jauhkan aku dari dafa.....” batinku.
----------------------------------------------------))
Aku
kembali menangis, ketika bayangan masa lalu berkelebat.. kenangan
manis yang tentu saja sulit dilupakan... aku kembali membuka lembaran
demi lembaran . 6 meii 1950 Aku tau, sekarang aku manusia yang
paling berbahagia seluruh dunia... Aii menerimaku, ah serasa terbang
dilangit ke-7...... Aku mencintai Aii, dan aku berjanji akan menjaga
Aii, akan mencintai Aii sampai kapanpun, dan aku janji gag bakalan
nyakitin Aii... I’m promise Tak terasa air mataku mengalir, kuseka
sebisaku, apalah arti tanganku ini yang tak bisa lagi kugerakan.... Aku
tak ingin menangis, aku takut jika dafa terbangun nanti,dia melihatku
menangis, aku tak ingin membuatnya sedih. Dafa, cintaku padamu tak
pernah lekang oleh waktu. . . 20 agustus 1950 Aku membuat Aiiku
menangis, aku terlalu cemburu terhapnya,,, ini semata-mata aku lakukan
karena aku mencintainya. Mana janjiku dulu,,,, Aku telah ingkar janji
padanya..... Ah Aii maafkan aku yang hina ini,,, aku janji gag akan buat
Aii nangis lagii, hukum Dafa jika dapat membuat Aii senang. Tapi
jangan tinggalkan Dafa Aii....... Dafa sungguh mencintaii Aii......
Dafa belum bisa jaga Aii......
--------------------------------------------))
“Aii
kau mau kemana....? “pergi,, terserah aku mau kemana,,, jangan ikuti
aku lagii,,,,,kau membuatku sakiit Dafa.....”jawabaku sambil menangis.
Aku berlalu darinya, semakin cepat aku berjalan, namun dia tak
mengikutiku sama sekali. Ah bodohnya aku, masih berharap
dengannya.....aku berlari entah kemana,, hujan mulai
rintik-rintik.....seketika menjadi besar, aku duduk dibangku taman,
membiarkan hujan membasahi tubuhku. Dafa terlalu cemburu, aku tak bisa
berbicara dengan lelaki lain, padahal dia tau kalau lelaki yang berbica
denganku adalah teman sekelasku. Dafa tak suka melihatku terlalu lama
dengan lelaki lain, Dafa memang keterlaluan, dia memukul temanku hanya
karena terlihat berbicara denganku. Dafa memang konyol. Aku sayang dia,
namun aku tak pernah menyukai sifatnya itu. Aku menangis
sejadi-jadinya. Tiba-tiba ada tangan kokoh menjulurkan tanganya, supaya
aku berdiri. Aku menepisnya, aku tau itu Dafa “Mau apa kau kesini
Dafa, hanya membuatku menangis”? sindiriku “Aku minta maaf Aii....aku
terlalu cemburu....” “Dafa boleh cemburu sama Aii, tapii jangan begitu
caranya” “ia Dafa tau Dafa salah...” “pergi dari Aii Dafa, jangan dekati
aii lagii,,,,”ucapku dengan nada berat “tapi Aii, qt sudah tunangan,
Dafa sudah janji sama ayah buat jaga Aii,, Dafa gag mau ninggalin Aii”
“Tunangan,,,,, kita tunangan Dafa.....,,” ? “ia,, apa kau lupa
Aii...”tanyanya heran Akupun mengangkat tangan Dafa, “ini yang kau
bilang tunangan Dafa,,,,? Mana cincinmu......”? kau tak pernah
mengganggapku adda Dafa,,,bahkan teman-teman kampus tak adda yang tau
kita sudah tunangan dafa... Bahkan kau tak ingin mereka tau kau sudah
memiliki kekasih.... appa artiku bagimu dafa”? tanyaku sesegukan. Dafa
hanya terdiam,,, “jawab Dafaaaa,,,,,,,,,” “cincin itu, tadi tertinggal
di kamar Aii,maafin Dafa Aii, Aii sungguh berarti buat dafa, kalau
masalah itu,,, Daffa gg tau aii,,, please Aii,,, jangan paksa Dafa
buat jawab.......” ujarnya perlahan, ada tetes air mata membasahi
pipinya, namun segegera mungkin ia sembunyikan,, tak ingin aku tau dia
menangis “Lupakan janji itu Dafa, mulai hidup baru dengan wanita lain,
biarin Aii begini Dafa, biarin Aii hidup sendiri, toh mana ada yang mau
dengan wanita yang tak bisa memiliki anak ini”jawabku sekenanya “Aii,
Dafa gg akan ninggalin Aii, Dafa sungguh mencintai Aii,,,, “Qita belum
menikah Aii,,,, Dafaa gag akan cari wanita lain, apa Aii gg cinta sama
Dafa “tanyanya sembari menyentuh pipiku... akupun menepisnya “aku
mencintaii kau Dafa, melebihi cinta kau padaku, apa lagi yang aku
harapkan selain cinta dari kau Dafa,,,,,” jawabku mulai menangis
“maafkan Dafa Aii,,, aku mohon, Dafa janji gag akan ngulangi lagi
kesalah ini........”Dafa meyakiniku,,,, Aku hanya terdiam, Dafa mulai
memelukku, menangis memohon maaf padaku, aku tak kuasan mendengar
tangis,,,,aku melepaskan pelukannya “Aii maafin Dafa, dan Aii percaya
Dafa,,, tapii harus janji ya....”? tanyaku sembarai mengangkat
kelingkingku “ janji...” jawab Dafa sumringah sambil membalas
kelingkingku.....
----------------------------------------------------))
Bahagianya
mengingat masa lalu, seakan Dafaku tersayang sedang menari didepanku.
Seakan semuanya kembali seperti dulu lagi,,, seakan didepanku terjadi
panggung sandiwara. Ah, sungguh membuatku bahagia. Tangan rapuhku mulai
membuka lagi lembaran demi lembaran kertas lusuh itu. 15 september
1953 Aku lulus,,, aku menjadi sadarna dengan IPK 3,5 Sesuatu yang
sungguh luar biasa.... aku bahagia Aii ada disiisiku, menemaniku....
Kesempuranaan bertambah,, dihari ini, aku diterima bekerja disebuah
perusahaan ternama, dan memiliki gaji yang lumayan besar.... Aku segera
bisa mengajak aii menikah.... Aku tak sabar............. Aii tunggu
aku,,,,, aku kan membawamu kepelabuhan terakhirku...... 30 maret 1980
Hari ini, aku resmi menjadi suami dari Ayundiia Aiina
pramita,,,,sungguh kebahagia yang sulit aku lukiskan dengan
kata-kata....... Ah aku sedih,,,, aku tak akan bisa punya anak, namun
tak apa. Ini konsekuensi dari pilihanku.... tenanglah aii sayang, tak
masalah jika kau tak mempunyai anak, bukankah kita bisa mengadopsi
anak,,,hehehe, ide cemerlang. Aku memang pintar Aii... :D Aku
kembali tersenyum membaca catatannya, dia memang dafaku yang selalu
semangat. Dafa aku merindukan detik-detik bersamamu, kapan kau
terbangun dafa...?” bisiku pelan ditelinganya.... Dafa memang sejak
seminggu terakhir ini tak pernah sadarkan diri,aku slalu menungguinya.
Namun, ia tak kunjung sadar. Namun, dia masih bernafas, detakk
jantungnyya masih ada, ah dafa, aku kan selalu menunggumu.... aku tak
ingin jauh darimu, kau suami terhebat yang aku miliki,,, kau slalu
mencintaiku, tak pernah sedikitpun kau berpaling dengan wanita lain,
kau selalu membuatku bahagia dafa,, kau telah menepati janjimu dafa.
-----------------------------------------------------))
Di
kamar............... “Aii,,,,,Dafa bahagiia banget punya Aii, miliki
Aii seutuhnya sekarang....”ucap Dafa sambil mencium keningku “Aii juga
bahagiia banget Dafa,,, gg ada yang bisa lukisiin perasaannya Aii
sekrang.... Tapi Dafa.....”ucapku tertahan “ Tapi apa Aii...”?tanyanya
penasaran “AII gag akan bisa kasi Dafa anak,,, Aii sedih....” “sudahlah
Aii, ini konsekuensi yang Dafa terima,, Dafa ikhlas kok klo kita gag
punya anak,,,, Lagian, kita bisa adopsi anak kan Aii,, sudah jangan
sedih,,, Aii cukup kasii cinta Aii setulus hati Aii, itu udah lebih
dari cukup Aii,,,,” Hiburnya Ah aku sungguh beruntung mendapatkan
suami seperti Dafa,,,, dan aku berjanji akan setia menjaganya, taat
padanya sampai aku mati nanti,,,,, Dafa tenanglah, cintaku hanya
untukmu......
---------------------------------------------))
7
agustus 1981 Hari ini,,,, aku dan Aii kepanti asuhan Bunda Kasih,,,,,
mencari anak untuk di adopsi.... Aku sungguh bahagia walaupun anak itu
bukan anak kandung kami.... Kami menemukan,ya kami menemukan anak yang
terlihat sendiri dipojok kamarnya. Namanya Tio, usianya baru 3 tahun,
tatapan pertama aku dan Aii langsung jatuh hati padanya. dan kami
memutuskan untuk mengadopsinya. Wajah bahagia Aii terlihat jelas ketika
menggendong Tio.. aku jadi ikut bahagia..... Semoga kebahagian kami
akan tetap seperti ini Tuhan.... Amiien Senyum kecil mulai merekah
kembali dibibirku, senyum kaku,,, karena sejujurnya sejak Dafa
tertidur, aku jarang sekali tersenyum.. ah Dafa cepatlah kau bangun,
aku sungguh merindukanmu. Tangan rapuhku ini kembali membuka catatan
lusuh itu, perlahan. 2 januari 1986 Aku jenuh dengan kehidupanku
sekarang,,, 6 tahun sudah kami menikah... Sungguh aku mendampakan
seorang anak dari hasil hubunganku dengan Aii,, namun apa dikata, Aii
tak memiliki rahim,,, apa aku harus berpaling ? agar aku bisa memiliki
keturunan yang dapat mewariskan segala apa yang aku punya kini... ah
aku rasa aku terlalu jahat pada Aii jika aku melakukan itu. Aku sudah
berjanji pada Aii,,,,, namun aku benar-benar ingin memiliki keturunan.
Aii memang pandai membuatku bahagia, mengatur semua keperluanku, namun
aku tetap kesepian walau ada Tio, namun mengapa rasanya berbeda....?
sunggu bodoh aku ini, mengapa begitu cepat rasa ini berlalu. aku
jenuh,, sungguh jenuh, aku ingin bercanda tawa dengan Tio,namun aku tak
bisa, aku tak bisa memperlakukan Tio seperti anakku sendiiri,seperti
dulu ketika pertama kali mengadopsinya,,sedangkan Aii Begitu Sayang
Pada Tio..... ah Aii maafkan aku....
-------------------------------------------))
“Ayah,,,, ayooo main sama Tio........” ajak Tio polos ketika Dafa baru saja pulang
bekerja,,
Aku hanya tersenyum melihat tingkah anak semata wayangku itu “nanti
dulu, ayah capek....”tolak Dafa terlihat seperti enggan “kenapa sih ayah
tak pernah mau bermain dengan Tio,,,?apa salah Tio? Ayah gag pernah
manjakan Tio hanya bunda yang sayang dengan Tio, sepertinya ayah tak
pernah sayang dengan Tio......”protes Tio kecilku... Kulihat dafa mulai
geram, aku mengerti Dafa tak lagi menyayangi Tio seperti anaknya
sendiri,, rupanya Tio menyadarinya,,,, sebelum Dafa benar-benar marah
aku menggendong malaikat kecilku ini keluar. Ah Dafa sudah berubah.
Mungkinkah dia menginginkan anak dariku..? “Dafa kenapa kau
berubah.........”?batinku..... ---------------------------------)) 3
desember 1987 Lagi-lagi dan lagi aku membuat Aii menangis....... Dia
meminta cerai padaku,,,,, jahatnya aku yang ingin berpoligami ini,,,,
seharusnya aku tak mengajukan keinganan bodohku ini, keinginan yang
hanya sesaat ini,,,,, Aku sungguh menyesal, Aii akan pergi dariku.....
Sungguh, bodohnya aku tak memikirkan matang-matang sebelum aku
megutarakannya pada Aii.... Aku membuat Aii menangis dan membuat Tio
menangis,,,,,,,, Keinganan bodoh ini berdampak seperti ini,,, aku tak
mau kehilangan Aii.... Rasa jenuhku memang tak beralasan untuk seorng
Aii yang selalu membuatku bahagia.... Oh Aii jangan tinggalkan aku,
sungguh aku mencintaimu... Masalah poligami itu janganlah kita ungkit
lagiii Aii akuu mohon, biarkan aku menebus kesalahanku ini,,, dan marii
kita mulai dari awal lagi. Aku janji tak akan membuatmu menangis
lagii,,, dan aku janji akan menyanyangi Tio seperti anakku sendiri....
-----------------------------------------------------------------))
“lakukan
apa yang kau mau Dafa,,,,,,lakukan.... Namun sebelum kamu lakukan itu
ceraikan aku dulu.........” ujarku emosi “ Aii,, dengarkan Dafa
dulu....... Aku hanya minta pendapat kau Aii, bukan berarti aku
benar-benar ingin berpoligami......” “kau sudah bosan denganku Dafa,
apa arti aku ini lagi Dafa,,,? Mana janjimu dulu,, hilang sudah
Dafa......”ujarku mulai menangis “aku tak mengingkari janjiku padamu
Aii,,,aku sudah berusaha menjadi suami yang baik untukku...” “Kau
bohong Dafa,,,,kau bohong..”balasku dengan sedikit keras “aku tidak
bohong Aii,dengarkan aku Aii, aku mohon....” “kau pasti jenuh Dafa, aku
tau, aku tak bisa memberimu anak, aku tau mungkin kau tak mencintai aku
lagi Dafa,,, itu sebabnya kau ingin mencari yang lain,,, namun
setidaknya sayangilah Tio seperti anakmu....”jelasku sesegukan “Aku
mencintaimu Aii,,,,, aku tau aku memang jenuh Aii, aku akuii itu, aku
akui aku memang ingin mempunyai keturunan,anak kandungku Aii,namun itu
semua berlalu Aii,aku tak ingin kau meninggalkan aku, apalagi
bercerai,,,,aku tak ingin aii, apapun kulakukan,,, aku rela
Aii...”jelasnya memegang tanganku, aku menepisnya, “terserah kaulah
dafa, kau tak mencintai aku lagi, aku tau dari sikapmu akhir-akhir
ini.. dari sikapmu terhadap Tio,,,,, cintamu sudah hilang Dafa...”
ujarku sambil menangis Aku lihat dibawah tangga Tio menangis, melihat
pertengkaranku dengan Dafa.. “Aku mohon aii,, jangan salah paham,,, aku
masih mencintai dan tetap mencintaimu.... Jangan ucapkan kata cerai,
aku tak ingin Aii....” jelasnya mulai merangkul bahuku Ku tepis
seketika, aku berlalu darinya menuju dimana Tio menangis,,, “Ayo tio,,
kita pergi dari sini,,,,”ajakku sambil menggendong Tio “Aii,,, jangan
tinggalkan aku sendiri Aii,,, aku mohon.....” 20 desember 1987 Aii
pergi,,, Aii belum juga kembali,,, aii pergi bersama Tio,,sungguh aku
merindukan mereka berdua..... Aii kamu dimana,,,,?sudah hampir 2 minggu
kau pergi, namun tak jua aku menemukanmu... Sudah habis air mataku
menangisi kau Aii yang tak kunjung tiba. Aii kau dimana...? Aii aku
mohon maafkanlah aku, kau boleh menghukumku Aii,,,,,, Namun jangan pergi
dariku..... hidupku tak bersemangat lagi tanpamu Aii.... Tolong
kembali Aii..............”aku mohon..........!!! 1 januari 1988 Aii
kembali, tepat dihari ulang tahunku.... Membawaku sejuta kejutan,,, aku
bahagia....... aku tak akan melepas Aii lagi, aku janji akan
menjadikan Tio seperti anakku sendiri.... Aii, sungguh aku mencintaimu,
tak ingin berpaling darimu.... Sungguh kaulah tulang rusukku Aii....
Jangan pernah tinggalkanku lagii.... Maafkanlah aku yang pernah
mengecewakan kamu Aii........ Mencintaimu sampai mati Aii,,,, Aku
menyeka air mataku, tangan rapuhku mulai gemetar, namun aku membuka
halaman cacatatan itu, halaman terakhir diarynya. Halaman dimana dia
menulisnya seminggu yang lalu.... 5 november 2011 Aku sudah tak
tahan lagi melawan semua rasa sakit ini, namun aku kan terus bertahan
dan bertahan demi bidadariku,hehe... Aii cintaku sampai saat ini tak
pernah tergantikan untukku, tak ada yang lain Aii. Meski usia ini
termakan oleh waktu, raga ini termakan oleh usia, namun cintaku tak
pernah pupus oleh waktu, tak pernah terhapus oleh hujan Aii.........kau
istri terhebat yang pernah aku miliki Aii, kau selalu membuatku
tersenyum, bahagia, tak sedikitpun kau membuatku menderita..... Aii
meskipun kau tak memberiku anak, namun cukuplah kau memberi aku
cintamu.... Aii,,,, Jika aku pergii,,,,siapa yang akan menjagamu
lagii....”? Aku tak ingin kamu sendiri Aii,,,, karena itu aku terus
bertahan Aii........ Apa dayaku yang sudah tua ini Aii,,,, Hanya
cintaku yang masih tersisa,,, aku tak bisa lagi menjagamu Aii,,, Ragaku
sudah hilang entah kemana......... Namun biarlah cintaku yang tetap ada
dihatimu,,,,, Jaga dirimu baik-baik sayang......!!! Aku menutup
catatan itu, tak kuasa menahan tangis lagi. Aku berusaha untuk tidak
menangis. Namun apa dayaku. Tangan rapuhku ini mulai memegang tangan
Dafa yang masih tertidur., aku membenamkan wajah tuaku disamping
tanganya, masih berharap kehangatan darinya,,,, Sunggu sejak dafa
tertidur aku merasa sangat kesepian. Dafa yang ceria,yang semangat
seperti ditelan bumi. Akupun mulai tertidur berharap aku dapat pergi
bersama dafa ke ujung dunia, pergi dari dunia yang fana ini menuju
naungan sang pencipta.
----------------------------------------))
--- THE END ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar